A. DEFINISI
Kita belakangan ini sering mendengar mengenai ‘kanker serviks’.
Kanker ini memang menjadi momok bagi perempuan. Menurut data, di
Indonesia ini diperkirakan setiap satu jam ada satu orang yang meninggal
akibat kanker serviks ini.
Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan istilah kanker leher
rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim, perubahan
untuk menjadi sel kanker memakan waktu lama, sekitar 10 sampai 15 tahun.
Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia kisaran 30 sampai
dengan 50 tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan
meyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiawaan dan kesehatan
seksual.
Kanker serviks ini disebabkan oleh Human Papilloma Virus
atau yang disingkat HPV. Virus ini bersifat onkogenik (menyebabkan
kanker). HPV ini ditularkan melalui hubungan seksual dan melalui
penggunaan barang pribadi yang bersamaan, misalnya penggunaan handuk
bersama, pakaian bersama. Human Papilloma Virus ini sangat resisten terhadap panas dan proses pengeringan.
Faktor-faktor yang mendukung timbulnya kanker serviks antara lain:
- Menikah di usia muda
- Merokok
- Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang
- Kehamilan yang sering
- Penyakit menular seksual
Yang menakutkan dari penyakit ini adalah penyakit ini tidak
menimbulkan gejala, sehingga kita tidak dapat mendeteksinya, kecuali
kita rajin melakukan cek up. Jika kondisi kanker ini sudah memasuki
tahapan yang cukup gawat, maka gejala yang timbul antara lain:
- pendarahan dari liang sanggama
- timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau
- nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil
Sekarang sudah ditemukan vaksinasi untuk mencegah kanker serviks ini,
bahkan vaksinasi ini dapat diberikan pada remaja putri mulai usia 10
tahun. Tentunya ini berita yang menggembirakan bagi semua wanita. Dengan
melakukan vaksinasi ini pencegahan dapat dilakukan, dan bagi wanita
yang aktif atau sudah berhubungan seksual harus rutin melakukan pap
smear atau inspeksi visual.
B. PENYEBAB
TERKADANG Anda
tidak menyadari bahwa kebiasaan yang sering Anda lakukan ternyata
menjadi pemicu munculnya kanker dalam rahim Anda. Memang ini tidak
sepenuhnya salah Anda, mungkin saja karena ketidaktahuan Anda. Salah
satu kebiasaan yang sering dilakukan para wanita, misalnya karena ingin
selalu tampil bersih, sehingga sering mencuci vaginanya dengan
antiseptik. Padahal apa yang dilakukannya tanpa ada saran dan anjuran
dari dokter.
Contoh lain
adalah Anda sering menaburkan bedak bubuk pada vagina Anda yang juga
masuk dalam kategori kebiasaan yang yang memicu munculnya kanker rahim.
Menurut Dr. Nasdaldy, SpOG dalam sebuah seminar yang diadakan di RS
Dharmais, bahwa sangat penting mengutamakan pencegahan karena otomatis
akan mencegah terpaparnya substansi yng menyebabkan kanker itu tumbuh
dan menyebar luas. Pencegahan awal bisa dengan cara menghindari tindakan
yang memicu atau memeriksakan diri jika sudah ada gejala-gejala sakit
atau nyeri di sekitar perut atau rahim.
Berdasarkan keterangan beberapa dokter di RS Dharmais, ada beberapa kebiasaan yang harus dihindari dari serangan kanker rahim.
Berdasarkan keterangan beberapa dokter di RS Dharmais, ada beberapa kebiasaan yang harus dihindari dari serangan kanker rahim.
Merokok
Pada
prinsipnya nikotin mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh
bereaksi atau terangsang. Terutama pada tenggorokan, paru-paru dan leher
rahim. Semakin banyak nikotin yang Anda hisap maka semakin banyak yang
diserap oleh tenggorokan, akibatnya semakin besar kemungkinan tiga organ
itu terkontaminasi.
Pembersihan vagina
Berbagai
merk antiseptik pembersih khusus vagina di pasaran dengan slogan iklan
yang sangat menggoda. Padahal bahan kimia pada antiseptik tersebut akan
menimbulkan iritasi pada leher rahim. Seringnya para wanita tergoda oleh
label obat pencuci yang konon mampu membasmi kuman pada vagina. Padahal
pada vagina terdapat kuman yang disebut Basillus Doderlain, penghasil
asam laktat yang memang fungsinya menjaga kelembaban vagina.
Menaburi bedak pada vagina
Kesegaran
akan selalu membawa efek nyaman bagi kita. Begitu juga jika Anda memang
selalu ingin menjaga vagina Anda segar, biasanya suka menaburinya dengan
bedak. Namun ternyata di samping kesegaran yang diinginkan ada
kemungkinan terkena kanker ovarium (indung telur). Karena jika ada satu
butir dari bedak tersebut yang menempel, maka akan mengalami infeksi dan
menimbulkan luka di ovarium.
Diet rendah lemak
Lemak
potensial memproduksi hormon estrogen, jika terlalu banyak mengkonsumsi
makanan berlemak maka estrogen pun semakin banyak. Jika endometrium
(badan rahim) terpapar oleh hormon ini maka akan cepat sekali berubah
wujud menjadi kanker. Jadi pola makan pun berkaitan dengan kemungkinan
Anda mengidap kanker.
Stabilkan asupan vitamin
Karena
terlena oleh makanan yang enak-enak, terkadang asupan vitamin jadi
terlupakan. Vitamin yang sering terlupakan namun sangat penting untuk
memperbaiki dan memperkuat mukosa, material dalam leher rahim adalah
vitamin C, berat karotein dan asam folat. Jika Anda kekurangan
vitamin-vitamin tersebut, maka tidak menutup kemungkinan Anda juga akan
terserang kanker leher rahim. Untuk itu perbanyaklah makan sayur-sayuran
dan vitamin C.
C.GEJALA
Kanker mulut rahim (serviks) merupakan momok yang paling menakutkan bagi
semua wanita. Selain belum ada obatnya, kanker mulut rahim juga bisa
mengakibatkan kematian. Jenis kanker ini paling sering ditemukan di
antara penyakit kanker ginekologik, dan menjadi penyebab kematian utama
wanita penderita kanker di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Gejala dari kanker mulut rahim biasanya terjadi keputihan yang lama dan tidak diobati dengan baik, keputihan yang berbau atau bisa juga saat hubungan suami istri terjadi perdarahan (contact bleeding), pada tahap displasia sampai stadium I, praktis tanpa keluhan. Baru menginjak stadium 1 A- 3b terdapat keluhan pasien. Sedangkan pada stadium 4B sel kanker sudah menjalar ke otak dan paru-paru.
Kanker leher rahim sampai kini belum diketahui penyebabnya. Berdasarkan penelitian terbaru, virus HPV merupakan salah satu pemicunya. HPV dapat menjangkiti seorang wanita jika pasangan seksualnya mengidap virus tersebut akibat berganti pasangan. Selain itu, wanita yang mempunyai kebiasaan merokok juga rawan terkena kanker ini. Zat nikotin yang dikandung tembakau mempunyai kecenderungan mempengaruhi selaput lendir pada tubuh, termasuk selaput lendir mulut rahim, sehingga membuatnya rentan terhadap sel-sel kanker.
Pengidap kanker ini biasanya perempuan usia produktif, Aktif melakukan hubungan seks, sering berganti pasangan seksual, kawin dalam usia relatif muda ( <17 tahun) dan sering melahirkan.
Pencegahan paling efektif adalah melalui pendeteksian dini dengan pemeriksaan pap smear, yang bisa mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi sel kanker. Semakin dini sel-sel abnormal terdeteksi, semakin rendah risiko seseorang menderita kanker mulut rahim.
Tes pap smear adalah suatu pemeriksaan yang aman, murah, dan telah dipakai bertahun-tahun untuk mendeteksi kelainan sel-sel di mulut rahim. Sebaiknya kaum wanita secara rutin melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali setelah berhubungan seks, atau tiga bulan setelah melahirkan untuk mendeteksi ada atau tidaknya prakanker/displasia.
Pengobatan pada kanker mulut rahim ada tiga, yaitu operasi, penyinaran (radiasi), dan kemoterapi. Masing-masing terapi dilakukan dokter menurut stadium kanker yang dialami pasien dan dengan pertimbangan kaidah dan risiko bagi pasien. Stadium O atau disebut juga lesi prakanker sangat mudah diobati dengan tindakan lokal. Selanjutnya stadium 1, dibagi A dan B, pilihan pengobatan dengan operasi. Stadium 2A masih dioperasi, tetapi stad 2B tidak lagi dioperasi, melainkan sebaiknya radiasi dibantu kemoterapi. Stadium 3 dan 4 adalah stadium lanjut, dibagi juga A dan B, biasanya radiasi dibantu kemoterapi.
Tips menghindarkan wanita dari kemungkinan terkena kanker mulut rahim sebagai berikut:
1. Waspadai gejalanya. Segera hubungi dokter kalau terdapat gejala-gejala yang tidak normal seperti pendarahan, terutama setelah aktivitas seksual.
2. Pemeriksaan teratur. Lakukan tes pap smear setiap tahun. Ini dilakukan sampai berusia 70 tahun.
3. Jangan merokok karena dapat merangsang timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah Anda. Risiko wanita perokok 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel epitel, sehingga memudahkan masuknya mutagen virus.
4. Hindarkan kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran karena akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker.
Gejala dari kanker mulut rahim biasanya terjadi keputihan yang lama dan tidak diobati dengan baik, keputihan yang berbau atau bisa juga saat hubungan suami istri terjadi perdarahan (contact bleeding), pada tahap displasia sampai stadium I, praktis tanpa keluhan. Baru menginjak stadium 1 A- 3b terdapat keluhan pasien. Sedangkan pada stadium 4B sel kanker sudah menjalar ke otak dan paru-paru.
Kanker leher rahim sampai kini belum diketahui penyebabnya. Berdasarkan penelitian terbaru, virus HPV merupakan salah satu pemicunya. HPV dapat menjangkiti seorang wanita jika pasangan seksualnya mengidap virus tersebut akibat berganti pasangan. Selain itu, wanita yang mempunyai kebiasaan merokok juga rawan terkena kanker ini. Zat nikotin yang dikandung tembakau mempunyai kecenderungan mempengaruhi selaput lendir pada tubuh, termasuk selaput lendir mulut rahim, sehingga membuatnya rentan terhadap sel-sel kanker.
Pengidap kanker ini biasanya perempuan usia produktif, Aktif melakukan hubungan seks, sering berganti pasangan seksual, kawin dalam usia relatif muda ( <17 tahun) dan sering melahirkan.
Pencegahan paling efektif adalah melalui pendeteksian dini dengan pemeriksaan pap smear, yang bisa mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi sel kanker. Semakin dini sel-sel abnormal terdeteksi, semakin rendah risiko seseorang menderita kanker mulut rahim.
Tes pap smear adalah suatu pemeriksaan yang aman, murah, dan telah dipakai bertahun-tahun untuk mendeteksi kelainan sel-sel di mulut rahim. Sebaiknya kaum wanita secara rutin melakukan pemeriksaan pap smear setahun sekali setelah berhubungan seks, atau tiga bulan setelah melahirkan untuk mendeteksi ada atau tidaknya prakanker/displasia.
Pengobatan pada kanker mulut rahim ada tiga, yaitu operasi, penyinaran (radiasi), dan kemoterapi. Masing-masing terapi dilakukan dokter menurut stadium kanker yang dialami pasien dan dengan pertimbangan kaidah dan risiko bagi pasien. Stadium O atau disebut juga lesi prakanker sangat mudah diobati dengan tindakan lokal. Selanjutnya stadium 1, dibagi A dan B, pilihan pengobatan dengan operasi. Stadium 2A masih dioperasi, tetapi stad 2B tidak lagi dioperasi, melainkan sebaiknya radiasi dibantu kemoterapi. Stadium 3 dan 4 adalah stadium lanjut, dibagi juga A dan B, biasanya radiasi dibantu kemoterapi.
Tips menghindarkan wanita dari kemungkinan terkena kanker mulut rahim sebagai berikut:
1. Waspadai gejalanya. Segera hubungi dokter kalau terdapat gejala-gejala yang tidak normal seperti pendarahan, terutama setelah aktivitas seksual.
2. Pemeriksaan teratur. Lakukan tes pap smear setiap tahun. Ini dilakukan sampai berusia 70 tahun.
3. Jangan merokok karena dapat merangsang timbulnya sel-sel kanker melalui nikotin dikandung dalam darah Anda. Risiko wanita perokok 4-13 kali lebih besar dibandingkan wanita bukan perokok. Diperkirakan nikotin memberikan efek toksik pada sel epitel, sehingga memudahkan masuknya mutagen virus.
4. Hindarkan kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun deodoran karena akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang terjadinya kanker.
D. PENCEGAHAN
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker
rahim. Berikut beberapa kiat-kiat yang bisa dilakukan untuk mencegah
resiko terjadinya kanker rahim.
- Jauhi rokok
Ini adalah peringatan paling penting buat wanita perokok. Selain
mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin
dalam rokok juga bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim).
Nikotin mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau
menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, juga
serviks.
- Pencucian vagina
Kebiasaan mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat
cuci vagina antiseptik maupun deodoran. Douching atau cuci vagina
menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi berlebihan dan terlalu sering
akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya berubah menjadi
kanker. Sebaiknya pencucian vagina dengan bahan-bahan kimia tak
dilakukan secara rutin kecuali bila ada indikasi, misalnya, infeksi yang
memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia dan atas saran dokter.
- Menaburi bedak
Menaburi bedak pada daerah vagina yang gatal atau kemerahan adalah
suatu tindakan yang berbahaya. Pemakaian talk pada vagina wanita usia
subur bisa memicu terjadi kanker ovarium (indung telur). Pada usia subur
sering terjadi ovulasi dan pada saat ovulasi terjadi perlukaan di
ovarium. Partikel talk yang masuk akan menempel pada luka tersebut dan
merangsang bagian luka untuk berubah sifat menjadi kanker.
- Diet rendah lemak
Timbulnya kanker berkaitan erat dengan pola makan seseorang. Wanita
yang banyak mengkonsumsi lemak akan jauh lebih berisiko terkena kanker
endometrium (badan rahim) karena lemak memproduksi hormon estrogen. Sel
endometrium yang sering terpapar oleh hormon estrogen mudah berubah
sifat menjadi sel kanker. Untuk mencegah timbulnya kanker endometrium,
sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan berlemak tinggi dan mulai
mengkonsumsi makanan yang sehat dan segar.
- Kekurangan vitamin C, beta karoten dan asam folat
Vitamin C, beta karoten dan asal folat dapat memperbaiki atau
memperkuat mukosa serviks. Kekurangan vitamin C, beta karoten dan asal
folat bisa menyebabkan timbulnya kanker serviks. Beta karoten banyak
terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna
oranye, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut.
6. Hubungan seks terlalu dini
6. Hubungan seks terlalu dini
Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar
matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari ia sudah menstruasi
atau belum. Tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa yang
terdapat diselaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel
mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas.
Seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja paling rawan
bila dilakukan di bawah usia 16 tahun akan beresiko menderita kanker
serviks karena sel-sel mukosa pada serviks belum matang.
7. Berganti-ganti Pasangan
7. Berganti-ganti Pasangan
Kanker serviks bisa juga diakibatkan karena seringnya berganti-ganti
pasangan. Bila berganti-ganti pasangan, hal ini terkait dengan
kemungkinan
tertularnya penyakit kelamin, salah satunya adalah Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akhirnya menjadi sel-sel kanker.
8. Terlambat menikah
tertularnya penyakit kelamin, salah satunya adalah Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akhirnya menjadi sel-sel kanker.
8. Terlambat menikah
Wanita yang tidak atau terlambat menikah pun bisa berisiko terkena
kanker ovarium dan kanker endometrium karena mengalami ovulasi tanpa
jeda sehingga rangsangan terhadap endometrium pun terjadi terus-menerus.
Akibatnya bisa membuat sel-sel di endometrium berubah sifat jadi
kanker. Risiko yang sama pun akan dihadapi wanita menikah yang tidak mau
punya anak.
9. Penggunaan estrogen
Risiko yang sama akan terjadi pada wanita yang terlambat menopause
karena rangsangan terhadap endometrium akan lebih lama, sehingga
endometriumnya akan lebih sering terpapar hormon estrogen. Pemakaian
hormon estrogen sangat berisiko karena estrogen merangsang semakin
menebalnya dinding endometrium dan merangsang sel-sel endometrium
sehingga berubah sifat menjadi sel-sel kanker. Sebaiknya penggunaan
hormon estrogen harus atas pengawasan dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar